Sabtu, 20 Februari 2010

Sepuluh Tempat Wisata Terindah Di Dunia

Fernando de Noronha



Mungkin pantai terindah di dunia ini yang dimana hanya segelintir orang saja yang tau. Salah satu Unesco World Heritage Site ini merupakan “the most beautiful marine park in the World”



Maldives




The best CALM BEACHES in the world. Indah, tenang, modern dan secluded. Kombinasi yang amat jarang ditemukan di pantai2 di dunia ini. Selamat datang di Maldives.



Anguilla



Peringkat pertama di top 10 World Best beaches of 2005 Discovery Channel Travel and Adventure tentunya bukan cuma omong kosong. Anguilla punya segalanya. Ketenangan, kebersihan, modern, lengkap dengan kehidupan pulau kecilnya yang benar-benar “carribean”


Boracay




Pantai terindah, dan terbiru di lautan pacific.



Horseshoe Bay



Bermuda merupakan salah satu tempat termahal untuk berwisata pantai di dunia ini. Tapi itu tidak menghalangi ribuan turis datang mengunjungi pulau ini setiap tahunnya. Cuaca yang bersahabat, calm water and waves, crystal clear water, dan pasir pinknya Horseshoey bay nyaris tak ada tandingannya di belahan planet ini. The best beach and island in Carribean!



Kondoi, Coral beach Okinawa




Okinawa. Kepulauan teraman di dunia ini. Pintu rumah2 penduduknya saja tidak pernah terkunci. 3 dari 10 orang tertua di dunia ini tinggal di kepulauan ini. Hasil dari suasana pedesaan jepang yang khas berpadu dengan pantai-pantai indah? Magnificent!Walau mahal.



Lanikai Beach






Pantai ini tidak begitu besar, tapi merupakan pantai dengan air terjernih dan terbiru di hawaii. Lengkap dengan pemandangan dua pulau kecil yang bernama Mokuluas di kejauhan. Selamat tinggal waikiki!



Mnmbe Lodge, Tanzania




Pantai terindah di Benua Africa, walau tidak terletak di Africa mainland. Perjalanan ke zanzibar tidaklah mudah, tapi jika anda telah samapai di pantai ini, semuanya serasa menjadi berharga.



Tulum Beach






Salah satu resort pertama yang ada di Mexico. Mungkin dari ratusan tahun sebelumnya juga sudah dipakai oleh Bangsa Maya sebagai resort. Pernah bermimpi berenang di Pantai yang berpasir putih, tenang dan relax diiringi oleh Background piramid-piramid mayan? Selamat datang di mimpimu.





Whitehaven



7 Kilometer Pantai Pasir putih terbersih dan salah satu yang paling terisolir di dunia tentunya sudah pasti bisa mencukupi kebutuhan relaxing kita bukan? Kacamata hitam adalah keharusan di pantai ini saking putihnya pasir pantai ini.

Kamis, 18 Februari 2010

TARI SINDUNG LENGGER KHAS WONOSOBO





Rasanya belum puas kalau kita jalan-jalan ke Wonosobo hanya melihat wisata alam dan kulinernya saja. Tapi terasa lebih lengkap kalau kita bisa menenal budaya yang ada di kota dingin tersebut. Wonosobo terkenal dengan kawasannya yang begitu indah dan sejuk. Sebut saja salah satunya adalah dieng. Dari dataran tinggi itu ternyata memiliki cita rasa wisata yang khas, mulai dari alam, kuliner, religi, dan yang tak boleh terlewatkan adalah wisaa budayanya. Ada ratusan bahkan ribuan budaya yang ada di Wonosobo, yang terkenal sampai ke pelosok negeri. Tari Lengger misalnya.

Dari namanya saja orang sudah bisa menerka bahwa tarian ini menggunakan topeng. Tapi siapa yang menyangka bila penarinya yang berpakaian tradisional wanita ini ternyata pria. Ternyata keberadaan pria dalam tari ini memiliki filosofi dan tujuan tertentu. Tarian Topeng Lengger termasuk tarian tradisional yang hampir satu abad diperkenalkan di Jawa Tengah. Awalnya tarian ini dirintis di Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian tradisional dari Desa Kecis, Kecamatan Selomerto, yaitu Bapak Gondhowinangun pada 1910.

Selanjutnya sekitar tahun 60-an tarian ini dikembangkan lagi oleh Alm. Ki Hadi Soewarno. Pengembangan ini yang membuat tari Topeng Lengger terlihat lebih atraktif dibanding gaya tari Solo atau Yogya yang halus, bahkan cenderung tampak seperti gaya tari Jawa Timur karena konon versi ceritanya berasal dari Kerajaan Kediri. Menurut tokoh dan seniman Desa Giyanti, Lengger berasal dari Bahasa Jawa "elinga ngger" yang berarti, "ingatlah nak". Tari ini untuk memberi pesan agar setiap orang harus selalu ingat kepada Sang Pencipta dan berbuat baik kepada sesama, seperti dalam adegan tarinya pada saat meraup mukanya. Itu menggambarkan bahwa kita harus selalu ingat untuk melakukan penyucian diri ( wudhu ) sebelum melakukan kegiatan yang sifatnya positif. Ada juga yang gerakannya seolah-olah penari menyayangi satu sama lain.

Menurut kisahnya, ta
ri ini berawal ketika Raja Brawijaya yang kehilangan putrinya, Dewi Sekartaji, mengadakan sayembara untuk memberikan penghargaan bagi siapa pun yang bisa menemukan sang putri. Bila pria yang menemukan akan dijadikan suami sang putri dan jika wanita maka akan dijadikan saudara.

Sayembara yang dikuti oleh banyak ksatria ini akhirnya tinggal menyisakan dua peserta yaitu Raden Panji Asmoro Bangun yang menyamar dengan nam
a Joko Kembang Kuning dari Kerajaan Jenggala. Satu lagi, Prabu Klono dari Kerajaan Sebrang, merupakan orang yang menyebabkan sang putri kabur karena sang raja menjodohkannya.

Dalam pencarian tersebut, Joko Kembang Kuning yang disertai pengawalnya menyamar sebagai penari keliling yang berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain. Lakon penarinya adalah seorang pria yang memakai topeng dan berpakaian wanita dengan diiringi alat musik seadanya. Ternyata dalam setiap pementasannya tari ini mendapat sambutan yang meriah. Sehingga dinamai Lengger, yang berasal dari kata ledek (penari) dan ger atau geger (ramai atau gempar).

Hingga di suatu desa, tari Lengger ini berhasil menarik perhatian Putri Dewi Sekartaji dari persembunyiannya. Namun pada saat yang bersamaan Prabu Klono juga telah mengetahui
keberadaan Sang Putri, mengutus kakaknya Retno Tenggaron yang disertai prajurit wanita untuk melamar Dewi Sekartaji. Namun lamaran itu ditolak Dewi sehingga terjadilah perkelahian dan Retno Tenggaron yang dimenangi Sang Putri.

Sementara Prabu Klono dan Joko Kembang Kuning tetap menuntut haknya pada raja. Hingga akhirnya raja memutuskan agar kedua kontestan itu untuk bertarung. Dalam pertarungan, Joko Kembang Kuning yang diwakili oleh Ksatria Tawang Alun berhasil menewaskan Prabu Klono. Di akhir kisah Joko Kembang Kuning dan Dewi Sekartaji menikah dengan pestanya disemarakkan dengan hiburan Tari Topeng Lengger.

Menurut seniman Lengger Wonosobo dari Sanggar Setyo Langen Budoyo, Dwi Pranyoto, Lengger yang pada jaman Kerajaan Hindu Brawijaya merupakan Ledek Geger (penari yang mengundang keramaian), mengalami perkembangan saat kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri. Adalah Sunan Kali Jaga yang merupakan tokoh wali yang sangat cinta terhadap seni yang membawakan Tari Lengger sebagai Syiar Islam.

Tari Lengger yang dalam perkembangannya sempat berkonotasi negatif karena mulai dikemas untuk memancing syahwat dan penontonnya pun biasa menikmati tarian ini sambil mabuk. "Melihat kondisi ini Sunan Kalijaga menyamar sebagai Ronggeng yang memakai topeng dan menari Lengger, namun ketika penonton sudah terbuai, maka Sunan Kalijaga melepas topengnya." jelas pria yang
lebih senang disapa Dwi ini.

Dengan cara ini Sunan Kalijaga mengajarkan budi pekerti, dan Tari Lengger yang tadinya negatif menjadi sarana dakwah sehingga Lengger sampai saat ini dikenal dengan sebutan "elinga ngger" sebuah tarian yang mengajarkan untuk ingat kepada Tuhan.

Tari Topeng Lengger terus bertahan sampai saat ini, tarian ini biasa ditarikan oleh dua orang, yang pria memakai topeng dan yang wanita memakai pakaian tradisional kebesaran layaknya putri Jawa pada masa lampau. Penari menarikan ini sekitar 10 menit dengan diiringi dengan alunan musik gambang, saron, kendang, gong, dan sebagainya.

Bahkan beberapa seniman tari mencoba menciptakan tarian baru yang mengadopsi dari Tari Topeng Lengger. Salah satunya Kenyo Lengger, tarian yang diperkenalkan oleh Sanggar Ngesti Laras. Menurut pendirinya Mulyani, Kenyo Lengger yang ditarikan oleh 5 orang wanita yang memakai kacamata hitam. "Tarian ini mengandung filosofi bahwa kita sebagai manusia jangan terlena dengan silaunya kenikmatan dunia, itu mengapa memakai kacamata hitam," jelas Mulyani. Menurutnya lagi, yang membuat manusia terlena pada dunia adalah tahta, wanita, dan harta, bahkan tutur kata. Oleh karena itu seorang penari lengger benar harus menjaga semua tingkah laku gerakannya.

Saat ini Tari Lengger biasa dipentaskan setiap ada acara hajatan, hari besar, syukuran, dan pesta rakyat lainnya. Bahkan untuk lebih diminati masyarakat, Tari Lengger juga bisa menyajikan atraksi yang berbau magis seperti kuda lumping tergantung keinginan pemesan. Kadang dalam adegan tari ini salah seorang atau lebih bisa kerasukan roh halus atau bisa dikatakan ndadi atau mendem (kesurupan).

Rabu, 17 Februari 2010

Indahnya Wisata Kebun Bunga




Menghirup udara segar pegunungan, merasakan semilir angin, dan mendengarkan suara alam diyakini dapat mengembalikan energi positif.

Berlibur saat akhir pekan sembari menikmati alam perbukitan yang sejuk bisa jadi pilihan bagi anak-anak dan keluarga. Apalagi jika bisa tinggal atau bermalam di tengah kebun bunga yang tengah bermekaran. Sungguh nyaman membayangkannya!
Suasana seperti itu dapat Anda nikmati di Kebun Wisata Inkarla (KWI) di kawasan Cibodas, Cianjur, Jabar. Lokasi ini seluas tiga hektar terhampar di lahan berketinggian 1.200—1.500 m di atas permukaan laut. KWI, milik praktisi bisnis bunga ternama Iin Hasim ini, menawarkan atraksi memetik bunga, menanam, dan merawat tanaman berbunga. Di sana juga terdapat rumah kaca berisi berbagai jenis tanaman hias, tempat pembibitan, bungalow, dan kolam renang air panas.
Keindahan Peredam Stres
Begitu masuk halaman depan kawasan, pengunjung akan dibuat terpesona oleh kecantikan jajaran tanaman hias dengan berbagai kombinasi warnanya. Mata pengunjung biasanya langsung tertuju pada serangkaian anggrek yang berbunga mekar di samping front office. “Memang Inkarla merupakan tempat wisata bagi pengunjung yang ingin tahu tentang berbagai ragam tanaman hias, perawatannya, dan sebagainya,” ujar Yayat Hasyim, Manager Kebun Wisata Inkarla.
Menurut Yayat, pengunjung kebanyakan hanya melihat-lihat saja, tapi Inkarla tetap menyediakan pemandu untuk mereka yang sengaja datang ingin belajar tentang tanaman hias. Pengunjung akan diajak melihat cara menanam tanaman bunga hingga memanen bunganya. “Kami akan mengarahkan pengunjung untuk memilih tanaman apa saja yang cocok untuk di halaman rumah tempatnya tinggal,” terangnya.
Kebanyakan tanaman yang ada di KWI ini berasal dari Indonesia. Sebagian kecil tanaman hias terutama bunga hasil introduksi dari luar negeri seperti krisan, anyelir, dan selosia. Ada pula beberapa jenis bunga asal Negeri Belanda, misalnya Astromeria dan Peacock.
Tidak sekadar tempat menikmati dan belajar budidaya tanaman hias dan bunga, Inkarla juga menyediakan berbagai fasilitas untuk kegiatan lain, seperti arisan keluarga, pertemuan, dan tak ketinggalan, arena bermain anak-anak. Bagi anak-anak yang ingin menguji ketrampilan menemukan jalan keluar, ada arena labirin yang cukup menarik dicoba.
Setelah lelah berkeliling menikmati keindahan tanaman hias di seluruh sudut Inkarla, pengunjung bisa menghilangkan penat dengan berendam di kolam renang air panas.
Udara segar, panorama pegunungan, dan hamparan tanaman bunga berwarna-warni akan menyegarkan kembali tubuh dan pikiran sehingga modal untuk kembali pada rutinitas. Dan tidak ada salahnya jika usai berkunjung Anda menyempatkan diri membeli buah tangan berupa bunga-bunga cantik untuk dipajang di rumah.


Tari Barong


Barong !!! mendengar kata ini sebagian besar ingatan dan pikiran kita pasti akan menuju ke suatu pulau yang konon menurut cerita merupakan tempat berkumpulnya para dewata ………..yach jelas sekali pasti BALI. Tidak akan lengkap rasanya kalau kita tidak menyaksikan secara langsung salah satu kebudayaan warisan leluhur yang paling sering dipentaskan dan dikenal memiliki perbendaharaan gerak tari yang komplit……. Tari BARONG. Perwujudan tari Barong dikenal dengan nama Barong Ket, yang merupakan satu bentuk perpaduan antara singa, macan, dan sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak. Wujud dan implementasi Barong Ket tersebut bila di tanah Jawa (tepatnya di Ponorogo-Jawa Timur) dikenal dengan nama Reog Ponorogo.

tari-barong

Barong adalah karakter dalam mitologi Bali dan merupakan perwujudan raja dari roh-roh yang melambangkan kebajikan (dharma). Sedangkan lawannya adalah Rangda yang menggambarkan keburukan (adharma). Barong dalam mitologi Bali konon digerakkan oleh roh yang dikenal dengan nama Banas Pati Rajah, yaitu roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan dalam wujud seekor singa. Setiap Barong dari yang mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda, seperti babi hutan, harimau, ular atau naga, dan singa. Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari Gianyar. Dalam Calonarong atau tari-tarian Bali, Barong menggunakan ilmu gaibnya untuk mengalahkan Rangda.

Untuk menarikannya Barong ini diusung oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk / Juru Bapang, satu penari di bagian kepala dan yang lainnya di bagian pantat dan ekornya. Tari Barong Keket ini melukiskan tentang pertarungan kebajikan (dharma) dan keburukan (adharma) yang merupakan paduan yang selalu berlawanan (rwa bhineda), yang diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan. Dari beberapa sumber (penjelasan dan uraian para tour guide lokal) ada yang mengatakan tari ini aslinya berasal dari negeri Tirai Bambu (Cina), karena menyerupai tarian dscn0506Barongsai, walaupun ini juga masih banyak menimbulkan pro dan kontra. Tetapi yang pasti tarian ini sangat menarik (apalagi bila disaksikan secara live), karena sarat akan nilai cerita (pertentangan antara kebajikan dan keburukan yang tidak pernah berhenti) dengan disertai selingan lelucon segar.

Tari Barong juga sarat dengan unsur mistis (seperti tari Debus dari Banten), dimana para penarinya dirasuki oleh makhluk-makhluk halus, terutama pada adegan mereka berusaha untuk melukai diri sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap pementasan pasti ada pemuka adat yang bertugas untuk menjaga para penarinya untuk kebal dan tidak melewati batas.

Pementasan Tari Barong terdiri dari beberapa babak alur cerita yang saling berkaitan, yaitu

Gending Pembukaan
Menggambarkan suasana barong dan kera sedang berada didalam hutan lebat, tak lama kemudian muncullah dscn0498tiga orang bertopeng yang menggambarkan tiga orang yang sedang membuat tuak di tengah-tengah hutan, dan salah satu anak dari orang tersebut diduga telah dimakan oleh Barong. Melihat barong maka, kemudian ketiga orang itu sangat marah dan menyerang barong dan kera, ternyata dalam perkelahian ini hidung diantara salah seorang dari ketiga orang itu digigit oleh kera.

Babak Pertama dan Kedua: Jalan cerita yang diungkapkan pada babak ini adalah perjalanan para pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya. Setelah para pengikut Dewi Kunti tiba, maka tiba-tiba salah satu dari pengikut Rangda berubah rupa menjadi setan (semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Alur cerita selanjutnya adalah gerak dinamis kedua pengikut (Dewi Kunti dan Rangda) menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.

dscn0499 Babak Ketiga: Babak ini menggambarkan peran roh jahat yang dimasukkan ke dalam Dewi Kunti untuk mengorbankan anaknya sendiri Sadewa kepada Rangda. Babak ini dimulai dengan kemunculan Dewi Kunti dan anaknya yang bernama Sadewa, kemudian alur cerita yang berkembang menggambarkan janji Dewi Kunti kepada Rangda untuk menyerahkan Sadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya tetapi Rangda memasukkan roh jahat kepada Dewi Kunti, sehingga menyebabkan Dewi Kunti menjadi pemarah dan tetap berniat mengorbankan Sadewa anaknya. Oleh sebab itu Dewi Kunti mengutus patihnya untuk membuang Sadewa ke dalam hutan, sementara itu sang Patih inipun tidak luput dari kemasukan roh jahat, sehingga sang Patih dengan tanpa perasaan kemanusiaan menggiring Sadewa ke dalam hutan dan mengikatnya di muka istana sang Rangda.

Babak Keempat: Babak ini menggambarkan kekuatan dan anugerah Sang Dewa (Dewa Siwa) untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada umat manusia yang memerlukan. Pementasan pada babak ini dimulai dengan turunnya Dewa Siwa untuk memberikan keabadian hidup kepada Sadewa dalam bentuk pemberian ilmu kekebalan tubuh, dan kejadian ini tidak diketahui oleh Rangda. Sesaat kemudian datanglah Rangda yang berniat untuk mengoyak-ngoyak dan membunuh Sadewa, tetapi Sadewa yang telah terikat tidak dapat dibunuhnya karena ilmu kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa. Tahapan berikutnya yang diekspresikan adalah menyerahnya Rangda kepada Sadewa, serta memohon untuk diselamatkan agar dapat masuk sorga. Permintaan Rangda ini dikabulkan oleh Sadewa, sehingga berikutnya Rangda dapat masuk surga.

dscn0500

Babak Kelima: Babak ini menggambarkan pertentangan abadi antara kebajikan dan keburukan di kehidupan ini. Babak ini dimulai dengan pementasan Kalika (salah seorang pengikut Rangda) menghadap kepada Sadewa untuk memohon diselamatkan juga, tetapi hal ini ditolak oleh Sadewa. Penolakan ini menimbulkan perkelahian sengit, dan Kalika pada saat itu langsung berubah rupa menjadi “babi hutan”, serta kemudian pertarungan ini berhasil memperoleh kemenangan. Karena kalah maka kemudian Kalika (babi hutan) ini berubah menjadi “burung” , walaupun sudah berubah tetapi tetap dapat dikalahkan. Akhirnya Kalika (burung) kembali berubah rupa menjadi sosok yang paling sakti, yaitu Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini, maka Sadewa tidak dapat membunuhnya, sehingga pada akhirnya Sadewa berubah rupa menjadi Barong. Karena sama-sama sakti, maka pertarungan dan perkelahian antara Barong dan Rangda ini berlangsung terus abadi sampai dengan sekarang , yaitu perang antara “kebajikan” versus “kebatilan”.

Selasa, 16 Februari 2010

Menguak peninggalan bersejarah candi gedong songo


Percandian gedong songo terletakl di kaki gunung ungaran, kira- kira diketinggian 1200- 1300 m diatas permukaan laut. Secara administrative candi gedong songo terletak di desa candi, kecamatan ambarawa kabupaten semarang.adapun secara astronomis terletak pada 110 ‘ 14’ 18’ BT dan 7’ 12’ 16 LS. Percandian gedong songo merupakan kompleks candi yang terdiri dari sembilan kelompok candi. Seluruh bangunan percandian gedong songo dibuat dari batuan andasit. komplek candi ini pada awalnya disebut candi “gedong pitoe” karena pada waktu itu ditemukan oleh Rafles hanya terdiri dari tujuh kelopok bangunan candi. Namun selanjutnya ditemukan dua kelompok candi sehingga dinamakan candi gedong songo . kata gedong ( jawa ) berarti bangunan songo berarti 9 jadi candi gedong songo adalah sembilan candi.meskipun menurut nama yang diberikan sembilan kelompok candi, maka saat ini hanya terdapat lima kelompok candi yang masih utuh.sedangkan keemopat candi lainnya sudah runtuh dan hanya tinggal pondasi atau dasarnya saja. Kelima kelompok candi tersebut letaknya berpencar, dimulai dari candi gedong I yang terletak paling bawah sampai dengan candi gedong V yang terletak paling atas. Kelima bangunan candi itu telah dipugar oleh Dinas Purbakala. Candi gedong I dan Gedong II telah dipugar pada tahun 1928 –1929 dan 1930 –1931, sedangkan candi gedong III, IV dan V tahun 1977 –1983 . Percandian gedong songo merupakan kelompok percandian yang bercorak agama hindu. Hal ini dapat diketahui berdasarkan arca dan relief yang menempati relung –relung bangunan candi. Seperti arca Ciwa Mahadewa , ciwa mahaguru, ganeca ,durga mahisasuramardhini, nadiswara dan mahakala serta yoni yang terdapat pada bilik candi.keistimewaan dari percandian gedong songo antara lain terdapat arca gajah dalam posisi jongkok ( njerum :jw ) dikaki candi gedong III, dan yoni dalam bentuk persegi panjang yang terdapat di bilik candi gedong I. Mengenai masa pendirian candi gedong songo belum diketahui secara pasti , namun dari bentuk seni bangunan para ahli menafsirkan pendirina candi gedong songo hampir semasa dengan percandian dieng yang dianggap candi hindu tertua di jawa tengah. Dengan demikian candi gedong songo dibuat dalam kurun waktu abad ke VII –IX Masehi. Dalam kesempatan ini gue mencoba hiking ke gunung yang paling ramai dan sering dikunjungi para remaja maupun pemuda disekitar semarang dan ambarawa, hanya sekedar rekreasi, camping maupun summit ke puncak gunung ungaran.gue sendiri memilih untuk hiking karena keterbatasan alat yang tidak dibawa karena hanya kebetulan saja mampir ke gunung ini, disini banyak sekali keunikan. Dan mulai dari sinilah gue mencoba mengexploitasi apa yang menjadi fenomena gunung ungaran itu sendiri, konon gunung ini banyak menyimpan banyak cerita yang berhubungan dengan cerita mahabarata dalam perwayangan. Gunung yang paling strategis dan mudah dijangkau membuat gunung ini selalu ramai di singgahi tiap libur akhir semester atau hari raya besar. Udara yang sejuk, perkebunan mawar dan hutan yang masih lebat mendominasi kawasan ini, dan masih terdapat beberapa jenis hewan langka. Untuk mengakses lokasi candi gedong songo sangat mudah, dari kota ambarawa hanya berjarak sekitar 15 km yaitu arah barat melewati objek wisata bandungan. Dari arah terminal semarang naik bus kecil jurusan bandungan /gedong songo. Dari arah joyjakarta naik bus jurusan semarang turun di kota ambarawa. Disambung dengan naik angkot ke bandungan /gedong songo.

Borobudur and Mendut Temples

Borobudur, built in the 9th Century, is the largest buddhist stupa in the world. The monument comprises six square platforms topped by three circular platforms, and is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues. A main dome, located at the center of the top platform, is surrounded by 72 Buddha statues each seated inside a perforated stupa.

Unfortunately it was quite cloudy that morning, and I wasn't able to get good pictures of the Mt. Merapi Volcano in the background. During the right time of the year, apparently, one side of the buddha statues look towards the two mountains, with sun rising from Gunung Merbabu on the left, and Gunung Merapi on the right forming a second 'sun'. The tips of the mountains did peek out a bit later, but not too much as you can see in the pictures.

The Mendut temple, was also built in the 9th Century, and lies in Mendut village, just a short distance by bicycle from Borobudur. It is unique as it is one of the few (or perhaps the only) temples to feature a Buddha sitting in 'western' style and not the traditional lotus position. Unfortunately it was much too dark inside Mendut and I was unable to get a decent picture of this. A couple half attemps are included.
Borobudur_Panorama1.jpg
Borobudur_Panorama1.jpg
Borobudur
Borobudur
Manohara Hotel in the early morning
Manohara Hotel in the early morning
Borobudur, before sunrise
Borobudur, before sunrise
Borobudur, before sunrise
Borobudur, before sunrise
Borobudur, sunrise
Borobudur, sunrise
Borobudur - I think that is Sumbing Volcano in the background
Borobudur - I think that is Sumbing Volcano in the background
Borobudur - I think that is Sumbing Volcano in the background
Borobudur - I think that is Sumbing Volcano in the background
Borobudur, sunrise
Borobudur, sunrise
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur_Panorama2.jpg
Borobudur_Panorama2.jpg
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur, museum where unidentified pieces are stores
Borobudur, museum where unidentified pieces are stores
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur
Borobudur, Merbabu on the left, Merapi Volcano on the right
Borobudur, Merbabu on the left, Merapi Volcano on the right
Gunung Merapi from Borobudur
Gunung Merapi from Borobudur
Borobudur
Borobudur
Candi Mendut (Mendut Temple)
Candi Mendut (Mendut Temple)
Candi Mendut (Mendut Temple)
Candi Mendut (Mendut Temple)
Candi Mendut - Buddha
Candi Mendut - Buddha
Candi Mendut - Buddha
Candi Mendut - Buddha
DSC_8089s.jpg